[PUISI] Pengasong Keadilan

Keadilan diasong demi kekuasaan yang sejatinya kosong

Dalam setiap diskursus yang lebih mirip pernyataan humas penguasa;
Atau yang lebih mirip sekadar pembelaan belaka:
Terminologi keadilan masih saja dianggap tepat "bersolek" di depan massa
Dalih semua untuk masyarakat banyak terus digunakan tanpa pernah malu meski realitas mengindikasikan sebaliknya;
Omong kosong belaka
Sebab diperbudak nafsu dunia;
Demi dahaga kenikmatan dunia yang sejatinya fana

Rakyat, semua atas dan demi rakyat, katanya
Sukarela, ia melakukannya atas dasar suka dan rela, katanya
Entah rakyat yang mana
Pun entah
Suka dalam kedukaan atau malah sebaliknya?
Boleh jadi, suka atas penderitaan semua
Sebab apa pun sudah dimonopoli sejak rakyat menjatuhkan pilihannya
Yang menarik diselisik lebih jauh;
Pilihan karena kesadaran sejati atau karena kesadaran palsu belaka

Keadilan
Suatu kosa kata yang sejatinya penuh makna mulia
Yang belakangan diasong, dikaburkan maknanya
Demi kepentingan sempit yang mengedepankan nafsu belaka

Baca Juga: [PUISI] Puisi yang Belum Selesai

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Hasib Photo Writer Hasib

Sulung kelahiran Kota Tangerang ketika mozaik reformasi sedang terus disusun, pada penguhujung '96. Berharap deret-deret tulisan memperpanjang usia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya