[PUISI] Merindu Sampai Mati 

Ada raga tapi tiada nyawa 

Angin masih berbisik kecil

Langit terbentang raksasa bagai kitab terbuka

Waktu terus berputar sembari mengejek

Musim selalu berganti tanpa peduli

 

Cuma aku yang tidak berubah

Masih menunggu dari malam hingga fajar datang

Tersenyum miring memikirkan betapa bodohnya aku

Mau saja dibohongi dan percaya janji manismu

 

Rasa manis itu berubah jadi pahit dan pekat

Terasa semakin menyakitkan jika kembali ku ingat

Padahal bukan racun, tapi kenapa aku seperti mau mati?

Memikirkan ucapanmu kala itu yang katanya cuma pergi sebentar

 

Aku seperti raga tanpa nyawa

Jiwaku melayang entah pergi ke mana

Orang-orang bilang aku layaknya manusia bodoh

Masih saja berharap pada ucapanmu yang semu

 

Lalu, bagaimana caranya aku pergi?

Kalau masa lalu selalu menarikku lagi dan lagi

Bagaimana mungkin aku bisa berpaling?

Jika kau sudah menetapkanku untuk merindu sampai mati

Baca Juga: [PUISI] Luka

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Cappucinotea * Photo Verified Writer Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya