[PUISI] Kala Langit Menangis

Meneteskan butiran air penuh kasih

Pandangan mata kita terbatas
Insan kufur nikmat ini acap kali terhempas
Mencela tiap takdir dengan bebas
Kala langit mengumpulkan mendung tuk menuntut balas

Meneteskan gerombolan gerimis
Masihkah kau bilang hidup paling tragis
Jika kala langit menangis
Justru ia keluarkan tunas-tunas
Tumbuh, berkembang, dan berbuah

Baca Juga: [PUISI] Langit dan Sunyi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Atul Hamdalah Photo Verified Writer Atul Hamdalah

Selalu mencoba bahagia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya