[PUISI] Bulan di Pelupuk Matamu

Bulan binasa, malam pun temaram

Saban malam aku terjaga

Mengharap bulan kembali cerah di pelupuk matamu

Bukan oase fatamorgana dari bulir-bulir peluhmu

Yang menyuburkan kaktus pada pucuk nadiku

 

Tatkala nyanyian jangkrik semakin merajalela

Suaramu menjelma angin berhembus yang tak lagi dapat kuhirup

Dalam balutan kemeja putih yang kau tinggalkan 

Aku merengkuh satu-satunya jejakmu yang belum binasa 

 

Tatkala siulan burung membangunkan sang surya

Duri-duri meluruh, hanyut dalam sungai darah di tubuhku

Aku merelakan malam panjang tanpa rembulan

Dan menunggu hingga kelopak semi mengecup helai rambutku

Baca Juga: [PUISI] Pengagum Jarak

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Avifa khairunisa Photo Writer Avifa khairunisa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya