[Puisi] Balada Negara Pengembara

Perjalanan bangsaku yang tidak menemui titik akibat ulahnya

Berpijak pada tanah humus, subur, dan gembur
Aku tertegun bersama sendu dan menyambungkan beragam riwayat
Logam mulia yang berkilap kulihat semakin tampak gelap
Aksara Sanskerta katanya menjadi saksi bisu kejayaan lampau yang saat ini membisu
Diversitas menjadi satu adalah budayanya yang terasa mulai goyah kini
Apa yang terjadi dengan negeriku?

Nyanyian mulut-mulut peramal bangsa kerap kali kudengar
Ego akan konsep mereka dipaksakan pada kami yang manut
Gelegak layaknya pahlawan mengiring kami pada sebuah kepercayaan
Alhasil, berimajinasi adalah tuntutan pada kami yang berserah diri
Rupa sebuah bukti tak pernah tampak menyebabkan kami akhirnya seperti ini
Aku pun mulai tahu ada yang salah dengan negeriku

Paras ibu pertiwi memang sangat elok untuk diperebutkan
Eksepsi untuk rayap-rayap berwujud manusia yang dipandang rendah
Nuansa otoritas tanpa batas tampak semakin menindas
Genderang perang saudara sengaja digemakan agar tiada yang berfokus padanya
Engkau sang pengendali yang seperti ular cantik berbisa
Mengapa kau lakukan ini pada kami?
Bukankah kita berada dalam satu wadah yang sedang mengembara ?
Adikara kau permainkan tanpa kau tahu rintihan kami
Ratusan tahun kami mengembara tapi tetap tiada hasil yang dituai agar kita bisa berhenti
Aku tahu jikalau engkaulah yang menyebabkan negaraku terus mengembara

Baca Juga: [Puisi] Pupus

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

baso ochta erlangga Photo Writer baso ochta erlangga

Mahasiswa Universitas Indonesia Program Studi Geologi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya