[PUISI] Pasar Malam  

Ada malam dan siang, juga waktu yang terus berlalu

Aku teringat memori sewaktu kecil
Naik bianglala, komedi putar
Merengek hanya karena arum manis
Dan lanjut berkeliling pasar malam
 
Saat itu,
Sepertinya aku sedang berada di puncak tertinggi
Dari atas kotak bianglala, samar-samar terlihat gemerlap lampu
Juga orang-orang yang merayap di tanah lapang
 
Aku ingat betul,
Malam itu, ayah, aku, dan ibu benar-benar merasa satu
Iya, waktu itu aku adalah segalanya
Aku pusat semesta ayah dan ibu
Aku tak lain ialah putri semata wayangnya
Menjadi satu-satunya, harta paling berharga milik keluarga
 
Seperti yang aku ceritakan di muka,
Itu hanyalah kilasan ingatan
 
Ayahku sekarang bertambah tua
Rambut ibu sudah banyak dipenuhi uban
Dan aku, sudah tidak lagi menjadi kesayangan
Kini aku menjadi yang pertama,
Aku memanggul beban seberat batu karang
 
Dua adikku, masih kecil-kecil
Mereka menjadi primadona baru
Sementara aku, kembali terhantam kenyataan
Menapaki langkah demi langkah
Mencari penghidupan
'Tuk bekal sekolah kedua saudara kandungku

Baca Juga: [PUISI] Hasrat Kalbu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bintan Rah Photo Verified Writer Bintan Rah

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya