[PUISI] Pasar Malam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aku teringat memori sewaktu kecil
Naik bianglala, komedi putar
Merengek hanya karena arum manis
Dan lanjut berkeliling pasar malam
Saat itu,
Sepertinya aku sedang berada di puncak tertinggi
Dari atas kotak bianglala, samar-samar terlihat gemerlap lampu
Juga orang-orang yang merayap di tanah lapang
Aku ingat betul,
Malam itu, ayah, aku, dan ibu benar-benar merasa satu
Iya, waktu itu aku adalah segalanya
Aku pusat semesta ayah dan ibu
Aku tak lain ialah putri semata wayangnya
Menjadi satu-satunya, harta paling berharga milik keluarga
Seperti yang aku ceritakan di muka,
Itu hanyalah kilasan ingatan
Ayahku sekarang bertambah tua
Rambut ibu sudah banyak dipenuhi uban
Dan aku, sudah tidak lagi menjadi kesayangan
Kini aku menjadi yang pertama,
Aku memanggul beban seberat batu karang
Dua adikku, masih kecil-kecil
Mereka menjadi primadona baru
Sementara aku, kembali terhantam kenyataan
Menapaki langkah demi langkah
Mencari penghidupan
'Tuk bekal sekolah kedua saudara kandungku
Baca Juga: [PUISI] Hasrat Kalbu
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.