[PUISI] Sang Primadona Malam

Ia memancarkan sinar putih keperakan yang memesona 

Malam telah tiba

Udara dingin menusuk hingga ke tulang

Jangkrik bernyanyi saling bersahutan di kegelapan malam

Angin malam bertiup pelan, membuat dedaunan bergoyang dan berguguran

 

Mataku terpaku pada sang primadona malam

Sang bulan yang bersinar terangi gelapnya malam

Pada wujudnya yang sempurna, bulan purnama

Memancarkan sinar putih keperakan yang memesona

 

Aku pun terpikat pada sinar lembutnya

Awan gelap nan hitam bergerak perlahan tertiup angin

Menutupi sejenak sang bulan purnama

Dan, tak lama kemudian, ia pun kembali bersinar dengan wujud sempurnanya

 

Bukankah diriku seperti bulan?

Yang kan melewati banyak fase di dalam kehidupan

Tuk akhirnya bisa menjadi diriku yang paling sempurna sebagai manusia

Layaknya bulan sabit yang kan kembali menjadi purnama

 

Aku belajar dari sang bulan

Yang menjadi dirinya sendiri

Dan tampil dengan keindahan dan keistimewaannya di gelapnya malam

Aku pun harus seperti itu, menjadi diriku sendiri dan bersinar dengan caraku

Baca Juga: [PUISI] Puisi Tidak Pernah Cukup

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bi'tsatul Auliya Gusti Eka Putri Photo Verified Writer Bi'tsatul Auliya Gusti Eka Putri

You have to remember this, You are Enough just the way you are! Everything will gonna be okay!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya