[PUISI] Kidung Renjana

Perihal rindu yang menanti temu

Butir-butir syair mencair dan menyatu ke dalam buih-buih rindu
Tercipta sehimpun goresan sederhana, namun penuh akan makna
Bait-bait purnama menjadi saksi, bahwa kerinduan tak mungkin lagi bisa ditutup-tutupi

Saat sang surya tenggelam, hanya bayang-bayang pulang yang masih bersemayam
Bersikukuh menahan riuh akan lalu-lalang kota perantauan
Hanya bermodal tekat untuk merealisasikan impian yang menanti diwujudkan

Meski berulangkali harus waspada dan siap siaga
Karena nuansa yang sesungguhnya, perlahan harus diterima begitu saja
Tak peduli bagaimana orang lain berpikir
Biarkan kidung renjana ini yang mampu menjadi penetralisir
Agar ketenangan terus bertahan dalam diri yang dirudung ketakutan
Sembari memohon, agar semuanya dapat dilalui dengan aman

Baca Juga: [PUISI] Magoa

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Moch Abdul Aziz Photo Verified Writer Moch Abdul Aziz

Moch Abdul Aziz, kelahiran 18 September di Bojonegoro, Jawa Timur. Founder Komunitas Ufuk Literasi, dan Owner Galeri Event yang juga aktif sebagai mahasiswa Matematika Semester Empat di Universitas Negeri Semarang. Pemilik akun instagram @catatanbungsu ini telah menulis lebih dari 20 antologi dan 4 karya solo yang sedang dalam proses penerbitan. Karya lainnya bisa dicek di wattpad, Channel Youtube, dan TikTok dengan username yang sama yaitu : @catatanbungsu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya