[PUISI] Luka Lampau

Hadirku hanya menjadi pelampiasan

Aku menangis sendiri di balik hujan dan malam
Mengingat kisah bahagia yang sempat bersemayam
Teringat kisah yang dulu kukira akan menjadi selamanya
Namun, nyatanya aku salah dalam menaruh rasa

Aku pernah berharap lebih, pada orang yang kukira terbaik 
Nyatanya, di matanya aku bukanlah orang yang menarik
Hadirku hanya menjadi pelampiasan atas kisah yang sedang bersenandung
Kemudian, melepaskanku karena masalahnya tak lagi bersambung

Baiklah, aku lelah dan ingin segera menyerah
Karena, jika kuteruskan akulah yang akan patah
Terlalu canggung luka ini jika kutanggung
Apalagi, jika aku harus menghitung rindu yang tak menghasilkan untung

Akan kuabaikan celoteh angin yang lirih mengusik telinga
Kutitipkan semuanya kepada sang Surya
Biarkan saja kisah kita larut, bersama ombak pantai yang surut
Agar semua luka, lenyap dan lekas menyusut

Baca Juga: [PUISI] Cundang

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Moch Abdul Aziz Photo Verified Writer Moch Abdul Aziz

Moch Abdul Aziz, kelahiran 18 September di Bojonegoro, Jawa Timur. Founder Komunitas Ufuk Literasi, dan Owner Galeri Event yang juga aktif sebagai mahasiswa Matematika Semester Empat di Universitas Negeri Semarang. Pemilik akun instagram @catatanbungsu ini telah menulis lebih dari 20 antologi dan 4 karya solo yang sedang dalam proses penerbitan. Karya lainnya bisa dicek di wattpad, Channel Youtube, dan TikTok dengan username yang sama yaitu : @catatanbungsu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya