[PUISI] Duka Perempuan

Air mata adalah bahasa perempuan
Ada senja kala 
merayap di tepi jendela:
menjelma lilin
dan membakar angin musim.
 
Seorang perempuan
membersihkan
huruf-huruf yang berserakan:
menyimpannya 
di balik celana kekasihnya
yang tiada.
 
O, duka apa yang menaburkan api
di rumah ini?
 
Di ujung cakrawala
air mata memantulkan cahaya;
menembus kabut jelaga;
begitu terang nian 
di kejauhan:
mematikan lilin;
menghidupkan 
angin musim.
 
2020

Baca Juga: [PUISI] Belaian Angan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Muhammad Chandra bintang Photo Writer Muhammad Chandra bintang

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya