[PUISI] Duka Perempuan
Air mata adalah bahasa perempuan
pixabay.com/arttower
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada senja kala
merayap di tepi jendela:
menjelma lilin
dan membakar angin musim.
Seorang perempuan
membersihkan
huruf-huruf yang berserakan:
menyimpannya
di balik celana kekasihnya
yang tiada.
O, duka apa yang menaburkan api
di rumah ini?
Di ujung cakrawala
air mata memantulkan cahaya;
menembus kabut jelaga;
begitu terang nian
di kejauhan:
mematikan lilin;
menghidupkan
angin musim.
2020
Baca Juga: [PUISI] Belaian Angan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Topik:
Editorial Team
Show All