[PUISI] Berkabung

Kematian setelah kau tinggal dalam lelah

Kita bersama menjelajah hutan
Menikmati keindahan di atas awan
Berpeluk dalam kedinginan
Berdialog tentang perasaan

Lantas, bagaimana dia dapat memisahkan
Apa hanya dengan ocehan?
Atau kamu yang terlalu mudah bawa perasaan?
Kamu, selalu saja membingungkan

Dalam dingin menggigil
Tuhan memberi kesempatan adil
Kamu hadir dalam tulisan kerdil
Berbentuk aksara-aksara kecil

Memberi sejuta bayang
Dalam pikiran yang berkelana jauh tanpa ujung
Setelah kembali, aku bagaikan malam tanpa petang
Hanya serpihan embun di ruang penuh raung
Dan mulai tuk berkabung

Baca Juga: [PUISI] Sajak tentang Menunggu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dinner febriantoko Photo Verified Writer Dinner febriantoko

Menulis karena menganggur Talk me on ig : dnrfbri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya