[PUISI] Pada Temu Terakhir Kalinya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tiada lagi kekata
Jika jauh dari kata jumpa
Rindu itu kian kentara
Dari dua pasang netra yang tercela
Hidup yang mati
Akal sehat hilang kendali
Ini bukan tentang aku dan kamu
Namun histori kepingan yang terperi
Masih di sini, di sanubari, lantas kapan kamu kembali?
Pada temu kita yang terakhir kalinya
Di antara petang dan senja
Kita sama-sama mengentakan dua pasang kaki yang terselip jeda
Menambah jarak untuk menyiratkan amarah
Dengan angkuhnya hujan datang
Turun mendera sembari tertawa terbahak
Sementara aku terjerembap
Lalu angin memelukku dengan dingin
Pada akhir kalimat kamu bersumpah serapah
Ucap dan ragamu memecah gelap
Sementara dalam terang aku meluruskan
Kamu enggan menghiraukan
Lantas berteriak dengan lantang dan kencang
"Dan bila petang datang tuk merajai
Dengan dinginnya malam terkutuk sunyi
Dan aku masih tetap berdiri di bumi ini
Aku akan tetap memilih jalanku sendiri."
Ucapmu lalu pergi, tuk selamanya, tanpa kembali
Baca Juga: [PUISI] Pelengkap Kisah yang Patah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.