[PUISI] Masih Ada

dan angin masih berembus

Sejak tak ada lagi temuan rutin 

Sejak tak ada lagi senyuman malu

Sejak tak ada lagi sapaan lirih

Sejak tak ada lagi tatapan mau 

Namun air masih mengalir

Dan angin masih berembus

Dan daun masih berkibar

Dan debu masih bertebar 

Rasa tangguh menahan rapuh

Jarak mendekat ditarik nasib

Rindu menang lawan curiga

Kasih jalan tanpa halangan 

Selalu satu nama

Abadi di puisi kedua belas 

Kembali menari di kata-kata

Meski tak ada lagi seragam

Meski tak ada lagi barisan

Meski tak ada lagi terobosan

Meski tak ada lagi perpustakaan

Namun air masih deras

Dan angin masih desau 

Dan daun masih hijau

Dan debu masih kacau 

Luluh selalu luluh

Waktu lalu melaju

Kenangan dipanggil hujan

Masih pun satu nama 

Ini yang ke selusin

Sejak terakhir kata akhir 

Pisah hanyalah raga 

Namun rasa tahu rumahnya pulang 

Dan air masih mengalir

Dan angin masih berembus

Baca Juga: [PUISI] Pulih

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ekos Saputra Photo Verified Writer Ekos Saputra

gemar membaca dan menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya