[PUISI] Teh Hangat

Aku rindu mencecap teh hangatmu

Barangkali teh hangat yang setiap pagi kita cecap
telah begitu terlarang hingga tak lagi ada
tumpahan kegelisahan yang bisa saling kita ungkap
dan sengaja dibiarkan menguap pada petak-petak
udara yang jatuh di genting rumah tetangga
dan selalu saja gagal kita tafsirkan

Hanya sisa merah kecokelatan mulai mengerak
tertinggal pada tepi lingkar dasar gelas
menjadi retak-retak ingatan yang tak juga
berhasil kita singkirkan

Aku rindu mencecap teh hangatmu
di bawah teduh bulu mata bersilangan
menangkapi petunjuk-petunjuk pada peta perjalanan
yang akhirnya menelantarkan kita di persimpangan
dan tak menemu tujuan
tulismu dalam sajak koran minggu langgananku

Baca Juga: [PUISI] Kutulis Puisi Untukmu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

El Rui Photo Verified Writer El Rui

Penghuni Pluto. Gemar menulis hal-hal remeh dan berpikir aneh-aneh. Twitter: @EeelRui

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya