[PUISI] Terai Maya 

Selalu tertaut di setiap jengkal ruang kenang

Kukasihi hal dalam semunya dunia
Bagiku ialah dia terlahir sebagai karunia
Tidak seperti anggapan ratusan insan lainnya
Dianggap hitam, putih, bahkan abu-abu tentangnya

Cahaya remang merekah dari netranya
Sekadar itu, tidak sanggup aku menatapnya
Juga hangat kasih bersumber dari rengkuhannya
Tidak pernah mampu aku langsung merasa darinya

Dia pirau dalam lukisan fatamorgana
Ilusi terindah yang acap membuat terlena
Dia ialah aurora dalam hitam pekatnya malam
Nyata dalam guratan meski nanti pasti tenggelam

Sia-sia bertanya cinta kepadaku
Meski tidak kukenal aroma terkasihku
Lengkung sabit jelita yang lahir sebab diriku
Juga bagaimana dia bertutur lembut kepadaku

Kutahu, dia memberi harsa cuma-cuma
Selalu tertaut di setiap jengkal ruang kenang
Seiring jam waktu yang mengalirkan detak irama
Dia ialah pesta pora dengan air mata yang berlinang

Baca Juga: [PUISI] Sebait Nestapa dari Rahim Kerinduan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ervina E.W. Photo Verified Writer Ervina E.W.

limited.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya