[PUISI] Diksi untuk Melati

Di sini tak lagi jadi rumahmu...

Kuletakan payung biru tuaku

Kuhitung jejak angkahmu yang tersisa

Hujan menguyur topi usangku

Melambai-lambai mengiringi kepergianmu

 

Sabtu berjalan lambat

Tangan-tangan jam mengetuk mataku rapat-rapat

Jikalau kutanya: mengapa?

Kau hanya diam, mendadak jantungku terasa hampa

 

Telingaku mati tuli, hanya mendengar rintik hujan yang jatuh pada bumi

Bahkan, suaramu tak bisa lagi ku kenali

Kutanya kan kali ini: mengapa mencoba kembali?

Tahun-tahun kelam, sudah ku lewati dengan pelan

 

Dari arah mana kau ingin datang?

Yogyakarta sudah petang, kembalilah lagi ke Malang!

Hei, bukankah sudah kubilang!

Aku adalah luka, meskipun menjadi batang

Engkau tidak akan kubiarkan pulang!

 

Melati, diksiku sudah mati

Aku dulu mungkin menangis

Rasanya, ingin ku telusuri dunia ini

Hanya untuk, bertemu dengan-mu lagi

Tapi, itu dulu

Sekarang kita bukan apa-apa lagi!

 

Klaten 03 Januari 2020

Baca Juga: [PUISI] Januari

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

E S T I W A H Y U Photo Verified Writer E S T I W A H Y U

Fangirl and SMstan since 2012

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya