[PUISI] Ranah Nestapa

Cinta itu jemawa, hanguslah nuranimu mati rasa 

Sirine mobil berbunyi, namun di telingaku tak lagi terdengar

Diam-diam kau bersembunyi, tak ingin tampakkan diri

Kemarilah kan kuceritakan padamu

Tentang rindu yang di balut pilu

 

Tidak-kah kau lihat

Wanita di Ujung restoran itu.

Melemparkan caci dan maki, kemudian pergi

Sedangkan sang pria, hanya menatap membungkam diri

 

Di sana lagi!

Di sela-sela hiruk pikuk nestapa

Kau bertanya : mengapa masih terus berjuang?

Aku menjawab : pria tidak peduli, kau akan pergi atau mati!

 

Pulanglah, untuk apa di sini

Menunggu bukan berarti harus selalu

Ada masanya kau harus sadarkan diri

Bukan cinta namanya jika terus mengali pilu

 

Bangkitlah! Mengapa terus mengulik nestapa

Ada kalanya, masa lalu juga harus dilupa

Sebagian untuk pelajaran, bahwa hidup tidak selalu bahagia

Dan sisanya, mengajarkan bahwa cinta itu jemawa

Tonggak nestapa yang meniadakan yang ada 

Baca Juga: [Puisi] Kecupan Espreso

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

E S T I W A H Y U Photo Verified Writer E S T I W A H Y U

Fangirl and SMstan since 2012

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya