[PUISI] Berbeda

Haruskah kau berubah?

Ada kuasa pada serentetan kata yang menusuk relung hati
Ada memori pada selembar potret usang yang menitikkan tangis lirih
Ada hangat pada sekilas gerak yang meluluhlantakkan dinding es di sanubari
Ada harap pada sedetik yang menjerumuskan pikir

Senyum bebas dosa yang menyulut senyum lain
Melempar diri kembali, tak mau beralih
Berharap mesin waktu benar berfungsi

Karena telah jangkung tengkoraknya
Berdiri tegap menjulang
Mengeras rahang dan tulang

Berperisai arogansi dan berdinding emosi 
Terimpit di dunia mungil yang dihuni sendiri

Apakah angin tak terlihat yang meniup kuah sup menjadi dingin?
Karena di balik tawa keras dan suara berat itu
Jawaban menjadi sentakan dan ujaran melahirkan gertakan

Entahlah
Kadang ingin kucerca waktu
Tapi apakah umpatan kosong ini mampu membawanya kembali?

Entahlah
Kau hanya begitu berbeda

Baca Juga: [PUISI] Mahasiswa Baru 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Farah MA Photo Writer Farah MA

Writing is all I ever dreamed and wanted.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya