[PUISI] Hampa Paling Pekat

kau meninggalkanku sendiri dengan perasaan yang begitu asing

Aroma tanah basah, suara gagak dan kembang kenanga, begitu sempurna cara dunia mengoyakku
Aku menyaksikan dengan kantung mata yang nyaris meledak, tumpukan tanah basah perlahan menelanmu
Hilang pula untukku cinta paling tulus
Terhenti pula untukku rapalan doa paling panjang
Hari-hari berlalu begitu datar ...
Jantungku berdetak dengan ritme yang nyaris redup
darahku hampir kehilangan desirnya
hanya ada hening serupa hamparan danau dan sesak tenggelam di palung terdalamnya
Saat aku mencari sisa aromamu dalam tumpukan baju,
Yang kudapati hanya hampa paling pekat

Baca Juga: [PUISI] Rahasia Rindu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fatimah Ridwan Photo Verified Writer Fatimah Ridwan

75% Introvert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya