[PUISI] Jika Aku Tidak Sampai Besok

Tentang kepulangan dan kerelaan memulangkan

Jika aku tidak sampai besok
Malam ini aku ingin memahami, tanpa banyak bicara
Malam ini aku ingin mempercayai, tanpa banyak bertanya
Malam ini aku ingin mencintai, tanpa banyak meminta

Jika aku tidak sampai besok
Malam ini aku ingin menangis sehebat-hebatnya
Malam ini aku ingin memeluk sekuat-kuatnya
Malam ini aku ingin tergelak seriuh-riuhnya

Ketakutan itu menyuruak
Menggedor tegarku hingga terporak
Aku runtuh
Aku rubuh

Degupan jantungku mencampakkan diri untuk terkendali
Aku menggigil menggigit bibirku hingga koyak
Malam tak pernah semenyaramkan ini untuk gadis kecil
Aku tenggelam oleh air mataku dalam telaga ketakutan yang tenang tanpa riak

Tidak ada pelukan yang menjadi tujuanku berlari
Tidak ada suara penenang saat aku mencari
Tidak ada kecupan yang bisa kucuri
Tidak ada, aku mendekap tubuhku sendiri

Gigil...
Aku terhempas dalam labirin mengerikan
Terisak hebat tanpa mampu bersuara
Bersorak menertawakan diri dihajar sesak

Habis...
Jika embus ini tak temui pagi
Aku merelakan diriku kembali
Tetapi tidak dendamnya, tidak sakitnya, tidak pilunya

Baca Juga: [PUISI] Sepasang Hati yang Berdetak

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Fatimah Ridwan Photo Verified Writer Fatimah Ridwan

75% Introvert

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya