[PUISI] Laut dan Biru

Kala laut hanya menjadi tempat membuang rindu tak terbalas

Laut tak pernah lagi sama
Tatkala buihnya yang tenang merambati seonggok tubuh di tepian
Raungan ombak terdengar kejam
Melebarkan setitik hitam yang memenuhi ruang hampa

Biru pun melanda tanpa aba-aba
Sebagaimana air laut terus menjamah tiap butir pasir di pantai
Mengenang cinta yang direnggut paksa
Dengan luka dan rindu yang tak luput dari masa

Kepergian selalu membawa pilu
Tapi laut membuatnya terlalu biru
Membenci pun tak kuasa
Sebab yang tercinta telah jadi bagian dari setitik samudra

Bagiku, di laut tak ada lagi alunan ombak yang selaras
Bagiku, di laut hanya ada rimbunan rindu tak terbalas

Baca Juga: [PUISI] Puisi Terakhir dari Aku yang Lelah untuk Kamu yang Lebih Lelah

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Felicia Indriyani Photo Writer Felicia Indriyani

on her way to find her own 𝘪𝘬𝘪𝘨𝘢𝘪

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya