[PUISI] Sebait Nestapa dari Rahim Kerinduan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pekat hitam membentang di langit yang tak lagi membiru
Di bawah atap yang usang, sebait nestapa kulahirkan dari rahim kerinduan
Isak tangis menderu tak keruan
Sedangkan tubuhku mendekam dalam selimut kehampaan
Kapan kau kembali? Mendekapku penuh gairah tanpa saling canggung
Puluhan malam minggu kulewati penuh kelabu tanpamu
Bibit dilema kian bertumbur subur di kepalaku yang lekas tak lagi lapang
Aku berharap hadirmu tak sekadar memadamkan api kebencian yang pernah membara dalam sukmamku
Sebab, kau telah menjadi pelipur laraku dalam lakon kehidupan
Rapal doa tak berhenti kulantunkan dalam sujudku
Pujian kerap kumazmurkan agar kau menjaga ikrar kesetiaan
Meski sekat jarak membentang luas di antara kita yang beda
Baca Juga: [PUISI] Selepas Melayat
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.