[PUISI] Teruntuk Gadisku
Tiadakah tersisa di relung hatimu untuk ku berlabuh?
unsplash.com/Kamila Maciejewska
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika awan tengah berbanjar menyungkupi mentari yang memancar
Ada kamu di pelupuk mata
Aku terpesona
Oleh senyum yang menghias rona bibirmu
Aku terpana
Oleh kilau emas hiasan kepalamu
Dan tatkala angin menerjang seraya menyapu hamparan tanah hijau
Terkibaslah rambutmu
Tergelaklah dirimu
Seluruh penjuru padang teriisi oleh suara indahmu
Kita pun berlarian
Di bawah sinar sang raja siang
Yang belum penat untuk kembali ke peraduan
Aku baru tersadar
Sejak kapan si bungkuk tua mengharapkan sang Rembulan?
Yang bahkan tiada namaku dalam pilihannya
Yang bahkan tiada kuasa bagiku 'tuk menandingi tunangannya
Kendati diriku tertaut dalam pandanganmu
Sayang, ke seberang lautan perahu harus kau kayuh
Tiadakah tersisa di relung hatimu untuk kuberlabuh?
Sadisnya akhir kisahku
Lantas bersimpuh senduh
Bagaikan layangan
Aku terbawa arus ceritamu
Melayang tinggi
Setinggi yang ia tempuh
Namun rembulan tak 'kan mampu ia tuju
Baca Juga: [Puisi] Agustus dalam Puisi
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.