[PUISI] Teruntuk Gadisku

Tiadakah tersisa di relung hatimu untuk ku berlabuh?
Ketika awan tengah berbanjar menyungkupi mentari yang memancar
Ada kamu di pelupuk mata
Aku terpesona
Oleh senyum yang menghias rona bibirmu
Aku terpana
Oleh kilau emas hiasan kepalamu
Dan tatkala angin menerjang seraya menyapu hamparan tanah hijau
Terkibaslah rambutmu
Tergelaklah dirimu
Seluruh penjuru padang teriisi oleh suara indahmu
 
Kita pun berlarian
Di bawah sinar sang raja siang
Yang belum penat untuk kembali ke peraduan
Aku baru tersadar
Sejak kapan si bungkuk tua mengharapkan sang Rembulan?
Yang bahkan tiada namaku dalam pilihannya
Yang bahkan tiada kuasa bagiku 'tuk menandingi tunangannya
Kendati diriku tertaut dalam pandanganmu
Sayang, ke seberang lautan perahu harus kau kayuh
 
Tiadakah tersisa di relung hatimu untuk kuberlabuh?
Sadisnya akhir kisahku
Lantas bersimpuh senduh
Bagaikan layangan
Aku terbawa arus ceritamu
Melayang tinggi
Setinggi yang ia tempuh
Namun rembulan tak 'kan mampu ia tuju

Baca Juga: [Puisi] Agustus dalam Puisi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

E N C E K U B I N A Photo Verified Writer E N C E K U B I N A

Mau cari kerja yang bisa rebahan terus~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Berita Terkini Lainnya