[PUISI] Gula, Oh, Gula-gula

Gula tak selamanya manis

Gula-gula, oh, gula-gula
Begitu manis menggoda lidah
Meresap membahagiakan indra pengecap
Berwarna-warni dengan harum mewangi
Begitu pintarnya engkau menggoda kami untuk membeli
Tak apa saku ini jebol berkali-kali
Asalkan kami bisa menggenggammu dengan sepenuh hati
Dan kembali mengulangi cita rasa surgawi ini

Gula-gula, oh, gula-gula
Tak tahan rasanya barang sehari saja
Andai kami tak bisa menemuimu dan luput darimu
Hidup ini seperti jurang kepahitan
Terasa hampa bagai gelap tanpa cahaya
Panas-hujan, teduh-terik, tak terasa
Hanya menyesap manismu yang utama

Gula-gula, oh, gula-gula
Berhentilah menggoda dan merayuku!
Di balik indahmu, mahkota mulutku terancam!
Aku akan berlari dan pergi meninggalkanmu
Hingga kita seperti Alaska dan Antartika
Tak sudi lagi kulihat elok dan manis rupamu
Kisah kita berhenti di detik ini
Terima kasih, dan biarkan aku sendiri!

Gula-gula, oh, gula-gula
Maafkanlah diriku dan kepongahanku
Jumawaku dan egoku yang melambung melampaui langit
Membangkitkan sesal yang tidak terperi
Janganlah kita terpisah, janganlah kita menjauh
Rinduku pada manismu ini tak terbendung
Marilah kita bergenggam erat berjalan bersama
Tapi, tak seperti dulu ketika batas banyak terlampaui

Baca Juga: [PUISI] Secarik Puisi di Kantong Celana

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Gadget To See Photo Writer Gadget To See

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya