[PUISI] Bising
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebuah lonceng berdentang
Berirama tidak beraturan
Persis seperti suara detak jantungku
Ketika kulihat siluetmu di kala matahari berada di atas kepala
Masihkah kau ingat, Tuan?
Kala purnama di bulan ke sepuluh datang?
Kita bernyanyi di padang nan luas
Memetik senar ukulele, menyanyi lagu keresahan
Aku mendengar riuh mereka yang berbicara tentang hilang
Aku tertawa penuh kerenyahan
Bagai orang-orang sok tahu yang kemudian tersesat
Terhempas di setiap hitungan nafas
Baru kusadari tawa itu mempermainkanku
Ia berubah menjadi meja berkaki tiga
Yang tidak bisa tegak sempurna
Tanpa kamu sebagai tungkai keempat
Padang rembulan nan luas
Tempat sebuah sepi menjajakan canda
Tempat bagi mereka yang percaya tentang akhir yang menjadi awal
Rumah bagi isakan yang merindu air mata
Senar ukulele telah putus
Ia berganti dengan bunyi lonceng
Yang berdentang tiada henti
Bergema di hati yang sedang kehilangan
Setiap purnama datang
Semesta ini menjadi bising sekali, Tuan..
Bising sekali.
Bekasi, 20 Oktober 2018
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.