[PUISI] Deja Vu Bersama Hujan

Hujan yang mengajak deja vu

Rintik hujan kian deras membasahi bumi
Derai air mata yang mengalir sedari tadi 
Tiba-tiba pecah menambah cekaman suasana kini
Ditengah hiruk piruk kota yang seketika senyap sunyi
Lagi-lagi aku tak sendiri
Semua orang melarikan diri
Karena kondisi yang memaksa pasti
Mencari perlindungan di sana sini
Entahlah, mungkin ini hukuman untuk kami
Atas balasan perbuatan kami
Perbuatan kami yang tak mesti
Membuat alam sudah tak tahan lagi

Syukurlah,
Harapan yang tak pernah secercah selalu hadir dari Ilahi
Semua orang melihat kami di televisi
Tanpa bosan terus mengawasi
Sambil melangitkan doa tanpa henti
Sembari menyalurkan bantuan tiap hari
Untuk kami
Yang detik ini kembali mengenang
Tragedi kelam yang lagi-lagi terulang
Bersama rumah kami yang tergenang

Baca Juga: [PUISI] Sayangnya, Kita Manusia

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Giffary Yusuf Photo Verified Writer Giffary Yusuf

Gemar berimajinasi

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya