[PUISI] Kicauan Tetangga

Jenuh

Besok apa lagi?

Hari ini kepalaku benar-benar panas

Syair-syair pengusik itu berdendang lagi

Apa? Dimana? Kapan? Kenapa?

Huft pertanyaan yang susah dijawab melebihi aritmatika

Acuh sombong

Cap itu lagi

Tak peduli

Ya anggapan liar itu lagi

Bisakah stop? aku jenuh mendengarnya

Kita semua berbeda

Termasuk diriku ini yang dianggap aneh

Tutup telinga katamu

Terus bagaimana aku  mendengar jiwa yang peduli?

Tutup matamu atau otakmu saja singkirkan?

Hah jawaban aneh apa itu

Bukankah kita makhluk sosial?

Makhluk yang harus membantu bukan malah mencela

Stop kicaukan kata-kata pembunuh karakter itu

Jika aku berbeda cukup dalam hatimu saja pikirkan

Jangan kicaukan lagi setiap pagi

Biarkan saja kita dengar nyanyian indah dari alam

Agar jiwa merasa nyaman berangan

 

                                                                    

Baca Juga: [PUISI] Canggung

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ocha Lubis Photo Verified Writer Ocha Lubis

I like food so iam interesting for cooking. Iam simple how about u ☺☺☺

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya