[PUISI] Cerita Hujan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
(1)
Seseorang pernah bercerita, katanya hujan datang ketika bumi bersedih
Ada juga yang mengatakan, hujan datang untuk memeluk rindu
Ada pula yang bilang, hujan datang mengundang sendu
Tapi buatku...
Hujan bukan hanya tentang kesedihan
Hujan bukan sekadar merindu
Hujan bukan hanya mengundang sendu
Hujan adalah nyanyian kesedihan yang berbalut rindu mengundang sendu
Bersatu, menggumpal memanggil luka
(2)
Kala hujan datang,
ada yang berdiam lalu menatap
Kala hujan datang,
ada yang berlari berteduh di bawah atap
Kala hujan datang,
ada pula yang telah mengibarkan payung
Tapi aku...
Kala hujan datang,
Aku tak mencari teduh
Kala hujan datang,
Payung pun aku tak butuh
Aku tak takut basah dalam tetesan hujan
Aku tak sekadar menatap, tapi menari di bawah rintik
(3)
Sedia payung sebelum hujan hanya klise,
Basah akan tetap datang, walau terus bertahan dalam teduh
Kala hujan datang,
aku datang menyambut luka
Menikmati rindu dalam tetesan hujan
Membiarkan diriku basah dalam tiap tetesannya yang bercumbu mesra dengan bumi...
(4)
Jika musim penghujan telah tiba
Sudah saatnya aku melepaskan air mata
Menumpahkan kesedihan dalam dada
Aku tak butuh payung kala hujan
Aku tak harus takut pada badai
Karena hidup bukan tentang menunggu badai berlalu
Jangan habiskan waktumu dalam penantian akan redanya hujan
Hidup bukan tentang terus berjalan bersama payung untuk berlindung
Ada kalanya hidup membiarkanmu belajar basah dan menari dalam hujan untuk menyambut bahagia
Jakarta, 23 Juni 2020
©Chesamstory
Baca Juga: [PUISI] Sandi Tetesan Hujan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.