[PUISI] Merumuskan Kehilangan 

Jejak kecewalah yang mengantarkanmu untuk pergi

Cerita senja mengajarkan pada hati, bahwa ada akhir yang melukiskan keindahan dalam pamitnya melalui jingga. ~


Jika aku bilang perpisahan tak menghadirkan luka,
Maka semua akan meneriakiku dengan dusta
Jika aku bilang perpisahan tak melukiskan kecewa,
Maka sudah jelas itu sandiwara

Jejak kecewalah yang mengantarkan hati pada luka
Lalu menemukan pintu untuk pergi
Entah dengan pamit atau beranjak pergi begitu saja tanpa suara

Lalu mengapa aku tetap ada? 
Kenapa air mata tak terlihat di pelupuk? 
Dimanakah letak lukaku? 
Aku merumuskan perpisahan, sebagai kemungkinan yang selalu bisa terjadi 

Aku sudah menyiapkan hati
Kala cinta memutuskan untuk jatuh
Maka aku sudah meyiapkan ruang untuk kecewa

Tak masalah jika harus berpisah 
Tak apa harus menaggung luka
Tak masalah amarah membara
Selama aku masih punya air mata untuk memadamkannya

Aku menyadari cinta buka tuntutan, tapi cinta tentang memberi
Terkadang kita perlu untuk merasakan jatuh agar tau caranya untuk bangkit 
Dipatahkan, dikalahkan, direndahkan hingga pada titik terendah, dibiarkan hancur sehancur-hancurnya

Membiarkan kesedihan menjadi temanmu, itu tak akan jadi masalah jika kamu bisa merumuskan kesedihanmu

Kadang kita harus merasakan kesedihan lebih dulu, untuk menghargai bahagia di kemudian hari kelak

 

Bekasi, 08 Mei 2018 

Baca Juga: [PUISI] Hibernasi Dewi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Caroline Sambuaga Photo Verified Writer Caroline Sambuaga

I am a creative director of my dream(s) Twitter & Instagram : @che_sam Wattpad : @chesamstory Blog : www.chesamstory.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya