[PUISI] Nada Kedua Dalam Melodi Kita

Ketika semua ekpektasiku runtuh

Hari ini hujan turun
Bersama ribuan tetesan air
Membasahi bumi yang telah lama kering
Memanggil musim panen datang

Bersama hujan
Aku memainkan nada
Memperdengarkan denting piano
Mengalunkan melodi
Memanjakan telinga yang mendengar

Hingga aku lupa mengeruk rahasia
Yang tertanam dalam
Membiarkan benihnya tumbuh, menjadi kenyataan pahit di balik dusta

Aku tak perlu kata-kata manis
Jika kelak berujung pahit
Untuk apa bermulut manis
Jika tak pernah selaras dengan tindakan

Tak pernah kuduga
Benih cinta yang kutanam
Hanya menuai dusta
Hati yang dulu berbunga
Kini penuh dengan luka

Teramat perih menemukan dusta
Bertumbuh subur di dalam kita
Ternyata keharmonisan satu nada tak cukup untukmu
Hingga menghadirkan nada ke dua dalam melodi kita

Ketika semua ekpektasiku runtuh
Menemui realisasi yang tak pernah penuh

Mungkin tiba waktunya perpisahan untuk kita
Biarkan kembali menjadi aku dan kamu
Tanpa melibatkan kita

Jika kau ingin memainkan nada kedua dalam melodi kita
Biarkan saja aku yang mundur
Aku akan memainkan melodi lain
Bersama dia yang menjadikanku nada satu-satunya dalam setiap hembusan nafasnya

Baca Juga: [PUISI] Bangkitkan Semangat Pemuda 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Caroline Sambuaga Photo Verified Writer Caroline Sambuaga

I am a creative director of my dream(s) Twitter & Instagram : @che_sam Wattpad : @chesamstory Blog : www.chesamstory.wordpress.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya