[PUISI] Secangkir Kopi Menantang Hujan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu pernah menantikan hujan?
Aku sangat menyukai aroma tanah yang bertemu air ketika hujan datang
Dua unsur bumi yang berbaur menjadi satu
Aku suka tetesannya yang menyentuh kulit,
Menyiramiku hingga basah
Aku menikmati tetesannya
Mendekap dingin yang mulai menyentuh raga
Di bawah hujan aku bisa meneteskan air mata tanpa kasat mata
Bulir kesedihan berbaur dalam hujan menelan sendu
Aku mencintai hujan
Dan ketika hujan turun, takdir selalu membawaku bertemu denganmu
Ditemani secangkir kopi menantang hujan, menghangatkan jiwa yang terluka
Kepulan asap dan aroma kopi menyentuh indra , membawa ketenangan pada hati yang bimbang
Duduk menikmati kopi,
Melihat hujan,
Lalu ada kamu...
Hujan,
Kopi,
Dan kamu...
Mulai menjadi candu dalam keseharianku
Menjadi takdir yang menghangatkan hati yang membeku
Menghadirkan cinta pada hati yang mulai meragu
Hujan,
Kopi,
Dan kamu...
Menjadi alunan melodi yang akan menemaniku menari di bawah hujan
Kali ini tanpa air mata
Jakarta, 9 Juni 2020
©Chesamstory
Baca Juga: [PUISI] Puisi Tanpa Huruf E
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.