[Puisi] Tubuh Angin
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tubuh burung menghirup lagu tepat di mulutmu,
benar-benar telanjang tumpahan ringan dari matamu.
Kau harus melanggar cakrawala sesekali,
kau harus membuka jendela untuk sekian kali.
Kubiarkan serpihan kata menyelam intuisi hati,
benang bahasa merasuk kerangka sanubari.
Antara aku dan hati.
Antara hati dan intuisi.
Antara intuisi dan kata.
Antara kata dan bahasa.
Aku ditemani banyak kata yang berserakan,
antara dunia dan bahasa,
antara abjad dan dunia,
ditangguhkan.
Datang mitos-mitos menjelma alibi sembari menghajar telingaku,
di atas ketinggian dersik angin melenyapkan yang datang kepadaku.
Mengapa harus ada instruksi memanjat sejauh ini?
Berapa jarak antara suara dan kerinduan?
Apa yang ada di sana?
Sebuah tubuh melampaui tubuhku.
Tubuh yang diasingkan oleh keinginan.
Sebuah tubuh terlindung oleh angin.
Baca Juga: [PUISI] Nada Kedua Dalam Melodi Kita
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.