[PUISI] Sesal di Hari Senja

Tentang hari tua si pemuja kekuasaan

Liku jalan tak berpeta di tanah yang menanjak
Dilalui tanpa peduli pada rumput yang terinjak
Napas terengah terasa menyesak dalam dada
Diiringi detak jantung cepat tanpa tangga nada

Tiba di puncak mengembangkan paru pada udara yang bertiup
Seakan berkata ia telah menaklukkan tantangan hidup
Kepuasan menyatu dalam aliran darah sepanjang pembuluh
Keangkuhan turut berpendar dalam tiap tetesan peluh

Memekik kuat menakuti burung-burung di pohon besar
Seketika bertebaran ke segala arah bagai ledakan suar
Tarikan napas panjang mengakhiri segala selebrasi
Beranjak menapak turun dengan segala beban frustasi

Hari demi hari berulang dengan daur yang nyaris sama
Satu cerita baru menggantikan tiap kisah yang lama
Waktu terus berputar tanpa dapat dihentikan
Sampai tiba saatnya merelakan posisi digantikan

Termangu berdiri di tanah datar tanpa keagungan
Menopang tubuh ringkih berselubung kebingungan
Lalu lalang manusia tanpa satu pun sudi memberi sapaan
Mengingatkan kepongahan dirinya kala menggenggam kekuasaan

Kesepian merayap sepanjang pagi sampai siang
Berlanjut dengan kepedihan di malam panjang
Menatapi penuh sesal segala materi berlabel namanya
Yang kini sedikitpun tak berarti di hari tuanya

Borneo, 2021

Baca Juga: [Puisi] Kidung-kidung Kesedihan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dream Praire Photo Verified Writer Dream Praire

Menulis, membaca, officer. IG :@Dream_Praire

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya