[PUISI] Sesal di Hari Senja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Liku jalan tak berpeta di tanah yang menanjak
Dilalui tanpa peduli pada rumput yang terinjak
Napas terengah terasa menyesak dalam dada
Diiringi detak jantung cepat tanpa tangga nada
Tiba di puncak mengembangkan paru pada udara yang bertiup
Seakan berkata ia telah menaklukkan tantangan hidup
Kepuasan menyatu dalam aliran darah sepanjang pembuluh
Keangkuhan turut berpendar dalam tiap tetesan peluh
Memekik kuat menakuti burung-burung di pohon besar
Seketika bertebaran ke segala arah bagai ledakan suar
Tarikan napas panjang mengakhiri segala selebrasi
Beranjak menapak turun dengan segala beban frustasi
Hari demi hari berulang dengan daur yang nyaris sama
Satu cerita baru menggantikan tiap kisah yang lama
Waktu terus berputar tanpa dapat dihentikan
Sampai tiba saatnya merelakan posisi digantikan
Termangu berdiri di tanah datar tanpa keagungan
Menopang tubuh ringkih berselubung kebingungan
Lalu lalang manusia tanpa satu pun sudi memberi sapaan
Mengingatkan kepongahan dirinya kala menggenggam kekuasaan
Kesepian merayap sepanjang pagi sampai siang
Berlanjut dengan kepedihan di malam panjang
Menatapi penuh sesal segala materi berlabel namanya
Yang kini sedikitpun tak berarti di hari tuanya
Borneo, 2021
Baca Juga: [Puisi] Kidung-kidung Kesedihan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.