[PUISI] Granat

Kau menjelma granat di pangkuan

Curiga, menjadikanmu ada,
bahwa di antara bilik tak kentara,
kau menjelma pusat sudut pandang.
Mengendap gusar, pula harap.
Aku menjadikanmu "granat" di pangkuan.

Jika kita, memang tak sanggup,
memberi jawab, atau menyanggah segala letup.
Aku menawarkanmu isyarat, jangan kau lamun suara dentum.
Pura-pura tuli dengar,
dan tersenyum.

Karena curiga,
aku menghapus dilema.
Menyisihkan dentum, ke tepian.
Granatmu, kubuang.
Tahukan kau, pelesiran ?
Aku tak benar-benar tuli dengar,
aku tahu granatmu menggelegar.

Namun aku, memilih diam.

Baca Juga: [PUISI] Canggung

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Nini Photo Writer Nini

Half adventurer, half shooter.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya