[PUISI] Puisi Tanpa Huruf E
![[PUISI] Puisi Tanpa Huruf E](https://cdn.idntimes.com/content-images/community/2018/10/91db6fdd5c0ca4cd8c38996144ba9f05_600x400.jpg)
Kamp-kamp mulai didirikan
Akbar hunjam warnanya hijau luruh
Lambang dahiat nasional
Tabib dan juru rawat sibuk giliran, lalu lalang pulihkan
Orang-orang sibuk di jalanan
padahal ancaman tidak juga hilang
Orang itu tidak takut, mungkin
Bahkan pilih mati di jalan.
Tinimbang baring di atas matras putih dihias bantuan paru-paru untuk asimilasi
Hari-hari kami dilalui dengan harapan.
Doa-doa dilangitkan.
Namun Tuhan tak izinkan keajaiban.
Tuhan cobai turunkan wabah.
Untuk tunjukkan mana yang karim mana yang zalim.
Mana yang hatinya murah mana yang loba dalam angkara
Orang-orang teriakkan:
Padinya habis, arta amblas
Mau makan apa, katanya
Sungguh aku lebih pilih mati dan sakit-sakitan
Daripada mati lantaran lapar, hatinya rintihkan duka
Lalu tampaklah khalisnya.
Ada yang bondong-bondong sumbangkan malnya
Banyak pula yang suka ria sambut hidangan mewah,
tampak bahagia
Jangan sampai kelak anak-anak bangsa catatkan,
hilangnya nyawa gara-gara rasa afinitas dikikis, habis.
#dirumahaja
Baca Juga: [PUISI] Rahasia Puisi
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.