[PUISI] Langit Jakarta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perjalanan panjangku kali ini terdiam
Terdiam entah sampai kapan, di kota bernama Jakarta
Ada nyali yang masih terpendam
Semua tersimpan rapi dengan masing-masing penyesalannya.
Aku takut ini hanyalah kebingungan berkat Jakarta
Aku bingung tentang rasa dan nafsu
Tidak pernah aku berpikir memisahkan keduanya
Tapi perasaan berbeda muncul di hari pertama aku melihat langit itu.
Langit yang pertama kali ku saksikan tidak begini
Tidak semurung ini
Langit yang aku ketahui setelahnya pun masih mampu menunjukkan banyak
Tapi kenapa hari ini langit terlihat tak layak?
Mungkin seperti inilah gambaran kita
Layaknya langit Jakarta
Kamu begitu berseri bagai langit seharusnya
Tapi aku bisa jadi penyebabnya
Sang pemberi dampak buruk karena keegoisannya
Aku yang tidak bisa memisahkan nafsu dengan rasa
Biarkan gambaran ini menjadi alasan menyimpan penasaranku
Aku tidak berhak atas kamu
Terima kasih Jakarta telah menyadarkanku
Teruslah cerah, kamu.
Baca Juga: [PUISI] Sajak untuk Biru
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.