[PUISI] Langit Jakarta

Langit yang tidak sesuai dengan gambaran yang aku ketahui

Perjalanan panjangku kali ini terdiam

Terdiam entah sampai kapan, di kota bernama Jakarta

Ada nyali yang masih terpendam

Semua tersimpan rapi dengan masing-masing penyesalannya.

 

Aku takut ini hanyalah kebingungan berkat Jakarta

Aku bingung tentang rasa dan nafsu

Tidak pernah aku berpikir memisahkan keduanya

Tapi perasaan berbeda muncul di hari pertama aku melihat langit itu.

 

Langit yang pertama kali ku saksikan tidak begini

Tidak semurung ini

Langit yang aku ketahui setelahnya pun masih mampu menunjukkan banyak

Tapi kenapa hari ini langit terlihat tak layak?

 

Mungkin seperti inilah gambaran kita

Layaknya langit Jakarta

Kamu begitu berseri bagai langit seharusnya

Tapi aku bisa jadi penyebabnya

Sang pemberi dampak buruk karena keegoisannya

Aku yang tidak bisa memisahkan nafsu dengan rasa

 

Biarkan gambaran ini menjadi alasan menyimpan penasaranku

Aku tidak berhak atas kamu

Terima kasih Jakarta telah menyadarkanku

Teruslah cerah, kamu.

Baca Juga: [PUISI] Sajak untuk Biru

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kukuh Satrio Wibowo Photo Writer Kukuh Satrio Wibowo

manusia yang terus berusaha untuk bertahan hidup. @ksatria8

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya