[PUISI] Jangan Dulu Berani Mati

Merenungi kekal yang menjadi kepastian

Jangan dulu berani mati
Jika kau tak yakin Tuhan akan menyambutmu dengan suka cita
Jangan dulu berani mati
Jika belum rajin kau solek bibirmu dengan deretan nama-Nya
Jangan dulu berani mati
Jika cintamu untuk-Nya belum menjadi yang paling utama

Pada jiwamu yang terpenjara
Dijerat oleh dunia
Ditikan oleh kenikmatan hura-hura

Menyanyikan 'nina bobo' pada ruh suci yang mati suri
Tak bisa nyala dalam bara 
Padahal Dia memintamu 'berlomba-lombalah'
Kau mendambakan kegirangan sementara
Padahal Dia janjikan kebahagiaan yang amerta

Makin tua, makin tergila-gila
Sampai gigit jari
Tergiur hukuman yang membuat Adam dan Hawa perih

Menyusuri lorong-lorong panjang yang gelap
Terperosok, lalu terkubur
Dalam kekal yang tak membinasakan
Dalam hidup yang tak bisa disebut kehidupan
Dan kita berduka, dalam nyala yang tak pernah padam

Kekal yang menjelma jadi kepastian
Membuktikan pada sesiapa yang meremehkan
Tentang nyata yang dulu hanya cerita
Tentang fiktif yang menjelma jadi realita
Lalu kepada pintu mana kau akan mengetuk

Jika Tuhan tak membuka pintunya untukmu?
Pada rumah mana kau akan pulang
Jika Tuhan tak mengizinkanmu masuk ke rumah-Nya?

Baca Juga: [PUISI] Selongsong Kosong

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Laila Alhaffatah Photo Verified Writer Laila Alhaffatah

Full time wife, mom, and writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya