[PUISI] Aku, Kamu dan Cerita yang Terpenggal

Masih adakah penggalan yang tertinggal?

Kamu tau,

Tidak mudah bagiku untukku bisa mendekatimu 

Butuh kesabaran dan konsistensi pengalah demi bisa dapat sebuah senyuman kecil

Aku tidak pernah menuntut balas akan rasa cinta dan peduliku

Biarlah kamu bebas mencurahkan cintamu di tempat lain dan amarahmu di wajahku ini

Aku tidak pernah merasa bosan ketika kamu akhirnya mengingkari janjimu

Bahkan aku berkata tidak usah berjanji apapun, biarlah aku yang menunggu

Sesulit itu hal yang harus aku bayar demi bisa menjadi bayanganmu

Namun ketika aku jatuh dan harus pergi, 

Ibarat membalikkan tangan mudahnya kamu memutuskan untuk diam

Dengan sadisnya kamu mengabaikan rasa dan usaha rinduku yang aku pendam

Diammu selalu jadi cuka dalam luka hatiku 

Diammu selalu jadi jarak pemisah yang sebenarnya bisa kita arungi bersama 

Jika jarak hanya bisa menjadi alasan kamu akhirnya pergi,

Jika kejatuhanku menjadi momen baik untuk mengabaikan rinduku

Sesungguhnya aku tak tau lagi apa aku bisa bersabar menanti 

Namun ada satu hal yang lupa kamu usaikan dengan aku yang menjadi idolamu 

Yakni perpisahan baik - baik agar kita bisa mengenang kebaikan bukan kekejaman

Baca Juga: [PUISI] Pembatas

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Laurensius Aldiron Photo Verified Writer Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya