[PUISI] Bagi Mama, Itu Baik-baik Saja
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Waktu itu, petang bersama mama
Menatap mentari yang sebentar lagi berganti purnama
Senyuman itu jelas tergurat dalam barisan sejuta tawa
Sejuta pasir waktu yang tak jarang hadir dalam mimpi waktu senja
Dari sosok yang kupanggil mama,
Aku belajar tentang bagaimana mencinta
Dari sosok yang selalu berjuang setiap hari,
Aku belajar tentang menghargai sebutir nasi
Semua yang kudapat dari perjuangan mama,
Pernah menjadi sesuatu yang remeh karena aku suka berdusta
Pada masa itu, karena sosoknya masih ada,
Bagiku tak apa sedikit menyakiti
Tapi bagi mama, itu baik-baik saja
Asal aku tumbuh dan kembali ke jalan-Nya
Tapi bagi mama, itu tak jadi masalah
Asal aku terus bersekolah walau kadang payah
Amarahnya sering aku bantah,
Tak jarang mama pun meradang,
Tapi bagi mama, lagi dan lagi itu baik-baik saja
Kini, tersadar waktu mengantar mama ke perabuan,
Masih kuingat suara tangis yang tak akan bisa membangkitkan
Semarak rasa sesal tentang apa yang pernah kulakukan,
Merebak mengaliri sanubari dalam langkah penyesalan
Bagi mama raganya mungkin musnah jadi arang
Tapi, kasih sayangnya tak akan hilang
Bahkan, walau hanya dalam mimpi dan berbayang,
Mama akan selalu menanti aku pulang...
"Cinta amui untuk mama tersayang"
Baca Juga: [PUISI] Takdir Tak Pernah Keliru
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.