[Puisi] Kidung-kidung Kesedihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aku melihat seorang lelaki senja bertaruh nyawa melawan penyakit yang diderita
Kedua tangan dan kakinya membengkak, matanya berwarna sepia melukiskan harapan sekaligus kesedihan
Tubuhnya kurus, wajahnya pucat dan bibirnya selalu bergetar menahan rasa sakit yang mendera
Saban pagi ia duduk di kursi yang menopang tubuhnya, berjemur oleh sinar hangat mentari
Menikmati hari-hari yang penuh uji
Tuhan menghadirkan kesedihan sekaligus kebahagiaan
Tuhan menghadirkan kehidupan sekaligus kematian
Tuhan menghadirkan rahmat sekaligus cobaan
Kuntum-kuntum bunga yang mekar
Suatu saat akan layu dan memudar
Aku juga melihat kegelapan di mata mereka
Musim dingin membawa gigir angin
Menemani kesunyian hening malam
Mencipta kidung-kidung kesedihan dan perpisahan
Kehidupan seperti daun-daun yang berguguran
Tertiup angin, terinjak oleh lalu lalang orang
Meremas kesepian di langit-langit keramaian
Lamongan, 22 Oktober 2021
Baca Juga: [PUISI] Aku Adalah Aku Sekarang
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.