[PUISI] Seorang Pemustaka dan Kupu-Kupu yang Beterbangan di Perutnya  

Bersisa tegang kendati aku tak ingin bersitegang 

Rekam kembali dalam benak yang payah
Sekadar niat mencari referensi terkait tugas dari dosen yang sudah biasa menelanku 
Di tengah perkuliahan, namun, lain hari itu ketika kujumpai buku yang dicari menyibak di antara rak kayu cokelat
Segera kusambar sebelum terlambat
Lalu hening 

Bersisa tegang kendati aku tak ingin bersitegang dan kosong meski kepalaku sudah terbiasa tanpa isi
Pikiranku tak mau berfungsi
Hanya terasa aneh tiba-tiba di antara jemari
Apa-apaan ini? 

Kuteguk liur tanpa tersadar berusaha merobek jarak
Tetapi panas menjalar cepat ke segala sisi mulai dari kepala hingga kaki
Tiba-tiba terlupa akan tuju untuk apa aku jauh-jauh datang
mengoyak ruang

Bodoh, bodoh, bodoh
Terlalu lama aku terbuai dalam lamun
Hilang sudah dari pandangan gadis manis yang buat sejenak aku mabuk kepayang

Sungguh tiada radar namamu
Terlanjur lunglai aku bersama buku Carl S. Warren
Menemui pustakawan di ujung pintu 

Baca Juga: [PUISI] Tersisa Kenang dalam Matamu  

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Matthew Suharsono Photo Verified Writer Matthew Suharsono

We're lost in the rain, so let's run away.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya