[PUISI] Terombang-ambing  

Bagaimana mungkin aku bisa membenci? 

Sudah terlampau bingung untuk memilih
Bagaimana cara untuk menyikapi
Sementara ombak terus berlari bagai dikejar kobar api
Hingga petang mulai terbit di kanvas langit yang sepi
Aku terpatah-patah ingin berdiri
Dingin terasa sekujur tubuh bak ditusuk angin berduri
Tak ada siapa-siapa ke mana pun pandangan menelusuri 
Aku masih terombang-ambing di sini
Menunggu seseorang hadir seratus tahun lagi 

Baca Juga: [PUISI] Kamu seperti Mimpi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Matthew Suharsono Photo Verified Writer Matthew Suharsono

We're lost in the rain, so let's run away.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya