[PUISI] Resonansi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Suaramu terdengar seperti sihir tua yang menggema ke segala ruang
Memukul-mukul pintu yang tlah patah berulang kali
Tenggelam dan meriuh dalam ruang tanpa emosi
Mengaduk semua cerita seperti adonan topan
Aku pun seketika seperti terjebak dalam ruang resonansi tak bertepi, dimana suaramu pun terus menggema tanpa henti
Kadang ku coba untuk menepi, namun arah itu seakan tak ada
Tidak ada kunci yang dapat ku pakai sekarang, karena semua pintunya telah terbuka
Tidak ada lagi pengandaian yang tercipta sekarang, karena semua kini telah terjaga
Percuma saja jika kini ku membangun pagar, Jika dirimu dapat terbang dan mengecil menjadi debu
Percuma saja jika kini ku berpindah tempat dan berlari, Jika semua arah hanyalah jalan memutar ke arahmu
Dari segala semua kepercumaan itu, aku pun berhenti
Dan menyadari satu hal yang sebenarnya telah ku tahu dari awal, namun enggan ku akui
Bertahun menghindar dan kini saatnya mengakui, bahwa kita lah yang tak pernah menginginkan arah itu ada
Dan demi janggut Merlin, aku memang masih mencintaimu
Karena pada dirimulah, aku menemukan diriku.
Lampung, 12 Mei 2018
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.