[PUISI] Aku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jejas-jejas itu kandas
Mungkin memori yang menggilas
Atau masa lalu bersedia melepas
Aku ragu, agaknya ia terhempas
Menjadi yang terbuang bak ampas
Jadi lukanya sembuh lekas
Besok hari akan begitu lelah
Pikiran mungkin terperah
Perasaan lebih terperangah
Caraku melupakanmu, sungguh aku jengah
Tudung-tudung itu menakuti
Jika ingin berlalu, cukup lewati
Karena banyak sekali yang hanya menepi
Sekadar menghilangkan sepi
Oh, bukan lagi
Seribu janji berujung elegi
Kau syairkan tiap pagi
Aku bahagia, ingin selalu berbagi
Namun ini sekadar tapak tilas
Pada memori yang begitu culas
Tentangku yang memohon memelas
Kala itu tidurku tak pernah pulas
Hingga di suatu pagi
Aku tersedu-sedu memintamu kembali
Untuk tetap di sisiku
Menyambung lagi manis legit itu
Namun kau menyalahkanku
Atas andil perasaanku yang begitu halu
Aku mengernyit
Seakan ruang bernapasku menyempit
Alih-alih menggamit, kau malah mengimpit
Kepalaku begitu rumit
Setelah kau pergi perlahan tanpa pamit
Hari-hari berikutnya berlalu
Kau masih tetap tak mau tahu
Tentangku yang mengemis barang sedikit cintamu
Hari-hari lainnya datang
Beda sekali tanpamu di sisiku, kubilang
Kupikir tak apa kau menghilang
Toh aku sudah sering terbuang
Pada harapan yang mengambang
Pada jiwa-jiwa yang hanya sambang
Hingga aku berdiri kokoh di sini
Menutup segala akses masuk hati ini
Bukannya apa atau bagaimana
Aku hanya benci terus menerus merana
Baca Juga: [PUISI] Aku dan Alunan Keluhan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.