[PUISI] Dia

Dia persinggahan ternyamanmu

Kau bilang
Lampu-lampu kota membuatnya gemilang
Mengagumi setiap incinya, kemudian menghilang
Kau bertutur
Waktunya saja yang berbentur
Hingga perasaannya tak bisa diatur

Aku menimpali
Kau salah sekali
Bukan karena semesta yang ikut menjejali
Hanya saja dia tak pernah menyesali

Lihat dia
Duduk anggun bersama pria
Bercanda, tertawa ria
Sementara kau di sini menunggu sia-sia

Bukan ingin mencampuri
Namun tampaknya kau makin jeri
Bisa saja kau sedang menghitung hari-hari
Kapan dia sedia lagi saling memberi

Tapi…

Pernahkah kau lihatku di sini?
Yang menimbang risiko dengan berani
Pernahkah kau menoleh?
Sekadar mendengarku berceloteh

Rumpun padi sore itu pun tahu
Kau tak mencintaiku
Kau hanya perlu bahu

Dan aku benci dia

Pun segala ceritamu!

Baca Juga: [PUISI] Dunia Milik Kita

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya