[PUISI] Sekadar Bandingkan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Begundal negeri ini meminta jatah
Tak ingin ratna bertumpah ruah
Sekadar harga dari keringat yang terperah
Serampang, selusur, memapah
Lalu untuk apalah kami serakah
Memang kami penuh papa
Utang di mana-mana
Usir sini, usir sana
Di negeri (yang katanya) tercinta
Malah menjadi korban rudal saudara
Mungkin memang itulah tindak nestapa
Atap-atap saksi dua musim
Menyaksikan begitu takzim
Koran berita koruptor serupa dinding
Mengadu pada rakyat beriring-iring
Boleh taruhan?
Mari adu banding
Enak benar kurungan para tiran
Diberi seribu latif bergemerincing
Sedangkan seribu gelandangan
Makin hari hukumnya makin runcing
Kami meminta sesuap nasi
Bukan bercuap-cuap janji
Itu pun kalau memang bisa menepati
Uang kami saja masih sering dimakan pribadi
Diktator-diktator tiap hari berkantor
Temu rapat dibuat molor
Katanya memang seperti itulah para pelopor
Berkantor dari lohor sampai lagi ke lohor
Mudah benar hidup sang pesohor
Kami hanya meminta adil
Bagi orang-orang kecil
Bayar utang walau mencicil
Makan nasi tanpa kerikil
Pun tempat menetap walau secuil
Baca Juga: [PUISI] Payoda Tak Lagi Membiru
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.