[PUISI] Bersama Dingin

Bertanya tentang malam yang begitu sunyi

Malam tak menyisakan apa-apa selain sunyi

Tak terdengar satu suarapun, selain napas seorang diri

Aku masih berusaha menyelami dan memahami

Membaca semesta tempatku berdiri

 

Jam terus berputar

Proses pemahamanku belum juga kelar

Tubuhku kian kencang bergetar

Sebab temanku, dingin, semakin menjalar

 

Bersamanya aku masih terus menyusuri keheningan

Tugas, air mata, luka hati, sementara terlupakan

Bersamanya aku berusaha menemukan ketenangan

Mencapai titik tertinggi tanpa gangguan

 

Dingin masih setia menemani

Aku tak tahu mengapa ia enggan pergi

Mungkinkah dia diutus untuk menguji?

Atau dia datang untuk memaksaku terlelap dalam mimpi?

 

Juli 2021

Baca Juga: [PUISI] Bunga Hati

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mohammad Azharudin Photo Verified Writer Mohammad Azharudin

Anak muda biasa yang suka belajar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya