[PUISI] Dengan Air Mata

Aku berkata, mengungkap segala rasa

Dengan air mata aku berkata
Tentang afeksi yang telah terlupa
Tentang mereka yang tak habis mencela
Juga tentang mimpi yang teranyam rapi dalam doa

Dengan air mata aku renungkan
Ketidakadilan yang menduduki kursi kekuasaan
Nurani yang tak kunjung bertemu ketenangan
Lalu, perihal waktu yang berjalan menuju titik penghabisan

Dengan air mata aku mencoba menyadari
Peranku hanya sebatas saksi
Diam, tak dapat mencampuri
Tak berhak memiliki peran utama meski dalam cerita fiksi

Dengan air mata aku berjalan tertatih
Perlahan beralih
Walau terjebak dalam selisih
Aku masih berupaya untuk tetap gigih

Hanya air mata
Yang berkenan mendekap di tengah kecewa
Menjadi sandaran bagi diri yang kehilangan jiwa
Juga pendengar untuk yang ingin bercerita

Air mata selalu setia menemani
Tak pernah berniat beranjak pergi
Tak pernah sengaja membelah nurani
Ia menetap hingga nanti hancur bumi

Desember 2021

Baca Juga: [PUISI] Masih tentang Rindu dan Kamu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mohammad Azharudin Photo Verified Writer Mohammad Azharudin

Anak muda biasa yang suka belajar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya