[PUISI] Balada Udin Masuk Kamar Nomor 4

Udin menyadari bahwa itu takkan menjadi akhir

/I/
Hari yang dingin
Malam dingin
Hati-hati yang dingin
Udin dibawa ke arah keramaian
Ia tahu apa sebab ia dibawa ke sana
Namun tiada tahu akibat apa yang menanti
Bersama kawan ia hendak diajak pergi
Jelas bukan pelesir
Hanya perjalanan yang tiada mengenal bahagia
Ganjaran bagi Udin
Karena telah bertindak di luar akalnya
Di luar rasa kemanusiaannya

/II/
Menunggu dalam pengap sesak asap rokok yang mengepul tiada henti
Diiringi lagu berjudul sumpah serapah
Dengan instrumen gedebak gedebuk
Seorang guru dibetot dan dipetik tiada ampun
Tanpa nada
Tanpa irama
Mereka menunggu
Udin menunggu
Entah
Menunggu terbitnya matahari
Atau menunggu napas yang makin menipis
Seiring malam yang kian bengis

/III/
Udin mendapat kamar nomor 4
Bersama kawannya yang tipis
Serta sahabatnya yang hobi meringis
Ia kembali bertemu sang guru yang dijadikan instrumen malam itu
Malam jahanam
Di sini pun dia tetap menjadi instrumen
Untuk lagu yang berjudul hinaan
Dalam hari-hari yang penuh dengan siksaan

Baca Juga: [Puisi] Agustus dalam Puisi

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Atqo F Sy Photo Verified Writer Atqo F Sy

Penulis, Editor, Penikmat Film

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya