[Puisi] Aurora

Fatamorgana rasa

Mentari kian hilang kala senja tiba

Awan hitam kini datang menutup kilauan cahaya terang

Di ujung ruang terlihat bayang wanita tertunduk muram

Sendu serta padam adalah hal biasa baginya kala malam datang

Isak tangis bukan lagi dalam khayal namun nyata adanya

Betapa kejam sambutan malam, meruntuhkan sayap-sayap yang terbang kala siang

Mengikis sebongkah gelak tawa, serta melukis goresan hitam pekat dalam raga

Jangankan berlari, melangkah perlahan pun ia tak sanggup

Ikatan tali kala malam sungguh menyesakkan dadanya

Ia bernafas dengan sisa sisa kekuatan yang ia miliki

Kali ini ia benci senja, ia sesak dengan rembulan

Hatinya bertekad kuat untuk beranjak pergi

Kembali bersama keindahan aurora yang ia rindukan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

coretannada Photo Writer coretannada

Coretannada~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya